Haerani, S.Pd.I.MM.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
GAJI BUTA ATAU BUTA GAJI

GAJI BUTA ATAU BUTA GAJI

Assalamu'Alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Saat ini selain wabah COVID-19 ada juga wabah emosi yang menghujat guru-guru kita seperti ini,

Anak Sekolah Libur Panjang Enak Dong Pada Guru Gaji Buta? Tulisan ini sangat melukai perasaan para guru-guru kita di Indonesia.

Guru tak henti-hentinya dipermasalahkan mulai dari membuat siswa stress karena memberikan tugas terlalu berat pada anak didik. Gonjang ganjing antara masuk sekolah dan tidak. Bahkan sejumlah guru tak mendapatkan gaji atau buta gaji. Bukan gaji buta.

Kita salah dalam memahami guru. Justru yang ada adalah derita guru tak mendapatkan buta gaji. Ratusan bahkan ribuan guru buta gaji. Buta gaji yang dimaksud adalah adanya sejumlah guru yang gajinya tertunda. Ada yang mendapatkan gaji per triwulan bahkan nanti sampai semesteran baru dibayar.

Bisa dibayangkan nasib guru buta gaji. Dalam ajaran agama diwajibkan kita membayar pegawai sebelum keringatnya kering. Bahkan sebaiknya dibayar sesuai keringatnya. Seorang guru sarjana honorer di negeri ini ada yang masih digaji Rp 300 ribu perbulan bahkan kurang dari itu.

Bisa dibayangkan di saat wabah COVID-19 guru honorer hanya mendapatkan gaji per tiga bulan yang kadang dibayarkan semesteran. Terus setiap bulan mau makan apa? Tidak semua guru bisa mendapatkan gaji tiap bulan. Ada sejumlah guru mengadu sering mengadu buta gaji tetapi mau apa?.

Berikut diantara ungkapan sejumlah guru kategori buta gaji, sudah gaji kami di bawah UMR/UMK/UMP, sering gaji datang terlambat, baik dari provinsi maupun sekolah.

Kami dilock down tidak hanya fisik, gaji juga dilock down. Terus kami mau hidup pakai apa?.

Bahkan pada setahun yang lalu Saya masih mengetahui seorang guru gaji dibawah 200 ribu perbulan sebab terima 500 ribu pertriwulan. Ia hidup dengan kerja serabutan pasca mengajar, terus kita mau bilang apa. Mengucilkan mereka dengan pekerjaannya pasca mengajar?.

Ia mencintai profesi guru karena senang belajar dan memberikan pembelajaran pada anak didiknya. Tetapi dia butuh biaya untuk hidup.

Guru yang buta gaji banyak yang jadi Guru Tukang Ojek, ada juga yang menjadi Guru Tukang Rongsok, ada juga Guru Sopir Angkot, selain Guru Tukang Asongan, masih banyak profesi lain yang mereka kerjakan pasca mengajar. Plus sejumlah guru lainnya yang nyambi dalam pekerjaan lainnya.

Guru ASN memang lebih beruntung karena mereka mendapatkan gaji yang normal, itupun kalau sudah dapat TPG (Tunjangan Profesi Guru). Bila guru hanya dapat gaji normal ASN tanpa TPG, sungguh miris hidup mereka.

Bisa dibayangkan seorang guru ASN saja dengan gaji hanya 3 jutaan harus menghidupi keluarga.

Baju memang terlihat rapi, penampilan sopan dan agak gagah, tetapi dompetnya kosong melompong SK sudah di Bank dijaminkan dengan gaji di atas 50% sudah terpotong bahkan minus, ini derita guru ASN. Apalagi guru honorer.

Di negeri lain gaji guru ada yang puluhan juta perbulan. Di negeri ini gaji guru paling senior saja kerja melintasi 30 tahun belum tentu bisa mendapatkan gaji 15 jutaan perbulan. Jadi bila mayoritas guru bermasalah secara kompetensi agak wajar. Mengapa? Karena urusan perut dan keselamatan keluarga guru masih jauh dari sejahtera yang kita dan mereka harapkan.

Tidak ada guru yang kaya, mayoritas guru menggadaikan SK di Bank, terutama Bank daerah. Makanya bila saat COVID-19 guru lock dowan, wajar bila Bank daerah memberikan solusi dalam bentuk stop cicilan dulu. Mengapa tidak? Karena ini hanya mimpi di saat tidak tidur, tak akan terwujud.

Kembali ke soal guru buta gaji dan gaji buta. Faktanya mayoritas guru buta gaji, tidak pernah mendapatkan gajinya secara utuh.

Buta gaji, tidak melihat gajinya secara utuh. Banyak potongan, cicilan dan hal lainnya lebih menonjol. Mengapa? Bukan karena kurang bersyukur, melainkan memang gaji guru di negeri kita kecil. Tak heran banyak anak tak mau jadi guru. Buta gajinya.

Tulisan ini bukan pembelaan namun gambaran kehidupan sejumlah guru faktanya Buta Gaji.

Selain gajinya buta bagi para guru honorer. Plus sejumlah guru ASN pun, Buta Gaji tak pernah melihat struk gajinya utuh. Bahkan ada yang minus.

Inilah yang terjadi selama di negeriku, menuntut mutuh sementara kebutuhan tidak terpenuhi, bagaimana mungkin. Selaras saja gaji dengan kebutuhan belum tentu full kompetensi setiap guru apalagi pincang.

Jadi jika harap mutu perbaiki dulu insentifnya, tuntut kewajiban penuhi dulu hak jadi bisa impas

Wassalamu'Alaikum warahmatullahi wabarakatuh

#TantanganGurusiana

#TantanganSehariSatuTulisan

TanGur H-75 05062020

HomeSchoolMemiries

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sip. Ngak bisa terfollow

06 Jun
Balas

Mantul bukSlm literasi

05 Jun
Balas

Salam balik

05 Jun

Wah keren ya karyanya,terus berkarya bu,jngan lupa follow akun saya,salam literasi

05 Jun
Balas



search

New Post